Sabtu, 19 Februari 2011

UNTUK UN FORMULASI BARU


YANG DIPERLUKAN KEJUJURAN
DAN HATI NURANI

…… hasil investigasi para pelajar yang belajar bekerja [ magang ] di komunitas pustaka CONAN …………

            Benar sekali. Yang dibutuhkan bangsa dan negeri tercinta kita saat ini adalah kejujuran dan hati nurani.  Disemua lini kehidupan, kejujuran dan putihnya hati nurani itu dibutuhkan oleh siapa saja, di posisi mana saja dan strata sosial apa saja. Saat yang dua  itu bisa dimiliki dan menumbuhkembang di diri para pemegang amanah, para pemegang kekuasaan sosial, politik dan ekonomi, maka selamatlah negeri ini.
            Dan para guru, tenaga didik, satuan pendidikan di semua sekolah, adalah yang paling utama dan pertama memegang dan mengembangkan kejujuran dan hati nurani itu. Sebagai sosok yang harus benar-benar di gugu dan ditiru, keberadaan mereka begitu dominan dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan sifat sikap baik, nilai-nilai luhur, budi pekerti yang karomah kepada anak didiknya.
            Hanya masalahnya, tuntutan untuk pemenuhan kebutuhan duniawi yang kian berat, gempuran arus teknologi yang mengglobal lengkap dengan iming-iming minusnya, pelan tapi pasti menggerus sifat sikap baik manusia, tidak terkecuali para guru. Diakui atau tidak, idealisme, kejujuran dan hati nurani yang pada awalnya ada dan berkembang pada diri para guru, mulai tergerus oleh beban berat di kehidupan keseharian mereka. Akibat akhirnya, saat ada ajakan untuk bermain curang, bertindak tidak pada jalurnya, dan membohongi hati nurani dengan imbalan tertentu, pada diri mereka yang tidak kuat iman dan rendah moralitasnya, tergodalah mereka.
            Tergodakah mereka, para guru ?
Adalah Kepsek SD Islam Gergaji Semarang, Ristam SpdI, yang menyatakan. masih banyak guru dan tenaga didik yang punya kejujuran dan hati nurani. “Minimal di tempat kita, semuanya sepakat untuk memberikan yang terbaik kepada anak didik, dengan ikhlas tentunya. Sehingga, saat diluaran muncul banyak isu, sinyalemen, rumor dan sejenisnya terkait dengan formulasi ujian negara, kita di sini tetap tidak terpengaruh dan terus berkonsentrasi pada proses pembelajaran untuk menghantar anak didik sukses di UN,” ucapnya.

Sebenarnya mudah
            Ujian Negara sebenarnya mudah dan tidak harus menjadi momok bagi anak didik dan khususnya satuan pendidiknya. “Awal-awalnya UN memang menjadi beban, khususnya bagi anak didik yang kurang dalam pelajarannya. Bagi satuan pendidikan, ketakutan akan banyak anak didik yang tidak lulus juga mengemuka. Hanya kalau sampai sekarang masih ada satuan pendidikan takut dan kemudian melakukan langkah apa saja demi prosentase kelulusan tinggi, itu artinya mereka tidak cukup siap untuk memberikan bekal pembelajaran pada anak didiknya. Para tenaga didik yang demikian itulah yang akhirnya membuat mental anak didik down, merasa kurang dan tidak siap menjalani UN. “ Ungkap Kepsek SMPN 2 Semarang, Drs Sutomo AMd MM.
            Padahal, dari diknas sendiri tidak kurang-kurang memberikan sosialisasi, juga tray out agar anak didik familiar dengan aneka soal yang akan dujikan. Sekolah sendiri biasanya juga telah memberikan pelajaran tambahan, latihan ujian dan pemadatan, demi anak didik siap menjalani UN nantinya. Atas kenyataan itu, semestinya tidak ada lagi yang perlu ditakutkan oleh satuan pendidikan sehingga harus melakukan kecurangan. Apalagi sampai memanipulasi nilai anak didik di rapor dan anak didik.
            Permendiknas No 20 tahun 2007, tentang Standart Penilaian Pendidikan, telah jelas mengatur semuanya yang terkait dengan penentuan lulus tidaknya anak didik. Kalau mengacu pada aturan itu, satuan pendidikan sebenarnya tidak usah lagi harus was-was, takut, paranoid dan sejenisnya, karena aturan mainnya jelas dan lugas.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah misalnya, didasarkan pada prinsip-prinsip Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Serta terpadu, yang berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
Selain itu harus terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
Menyeluruh  dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.  Sistematis , berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Dan akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
            Kalau mendasarkan 9 prinsip di atas, mennurut M. Susanto, sekretaris Lembaga Pelatihan dan Pengembangan Bakat (LP2B), satuan pendidikan di manapun berada seharusnya sudah mendapatkan juklak sekaligus juknis dalam mempersiapkan diri dan anak didiknya dalam menyambut datangnya ujian nasional itu.
            “Kita takutkan, mereka yang masih berani melakukan kecurangan, bahkan sampai berjamaah, lebih disebabkan karena kurangnya pemahaman atas  aturan main yang telah dipastikan oleh Kemendiknas. Dan kita yakin ada yang tidak beres pada proses KBM di sekolahnya.” Ucap Susanto lebih lanjut.
            Jadi ?
Seluruh satuan pendidikan harus bahu membahu memberikan motivasi, pembelajaran dan menguatkan mental anak didik. Latihan mengerjakan soal ujian, juga harus terus dilakukan, disamping terus mencari rumus-rumus dan trik-trik cara cepat dan benar mengerjakannya. Hal itu, menurut Fatoni bisa meminimalkan perasaan was-was, cemas, takut pada anak didik saat harus menghadapi soal-soal ujian nasional.
            “Tolonglah kepada siapa saja yang ada di sekolahan, persiapkan saja anak didik dengan sebenar-benarnya. Jangan mengajarkan untuk berbuat curang, jangan mencitrakan kalau ujian nasional itu pasti sulit soal-soalnya. Guru harus mampu memberikan kesan siap dan optimisme yang tinggi, sebab itulah yang nantinya akan mewarnai keseharian anak didik dalam mempersiapkan diri menuju ke UN,” kata Nugroho, dari Patirro.
           
Intervensi Mendiknas
Dari situs Kemendiknas, Mendiknas mengatakan, dari peta nilai akan dilakukan analisa tiap sekolah. Bagi sekolah-sekolah yang nilainya rendah, akan dilakukan intervensi. Kemendiknas pada 2010 telah mengintervensi dengan memberikan insentif kepada 100 kabupaten/kota yang nilai UN-nya rendah. "Kami beri dana Rp1 miliar sebagai stimulus," ujarnya.
Insentif tersebut diberikan bagi kabupaten/kota dengan persentase kelulusan siswa kurang dari 80 persen dan memiliki indeks kapasitas fiskal kurang dari satu (<1). Adapun intervensi program yang dilakukan meliputi peningkatan kompetensi guru dan remedial.Mendiknas tidak memberikan target khusus kelulusan siswa. "Justru yang menjadi target adalah kejujuran dari pelaksanaan UN. Itu yang lebih mahal karena dari angka kelulusan tahun lalu sudah 99 persen," katanya.
Sekali lagi, kejujuran. Dan bagi Nanik Ekawati, kepsek SMP Teuku Umar, kejujuran itu akan dipertahankan sampai dimanapun. Sehingga saat harus tidak meluluskan anak didiknya karena kemampuannya memang kurang, hal itu pasti akan dilakukan. Mengkatrol nilai atau merubah nilai, terpikir di benaknya saja tidak mungkin terjadi. (dmr)


Pemerintah telah mengimbau agar dinas-dinas pendidikan di berbagai daerah segera mengumumkan dan melakukan sosialisasi jadwal pelaksanaan ujian nasional ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
Berikut adalah jadwal pelaksanaan UN yang akan disosialisasikan:

 Jenjang Sekolah Menengah Atas

UN untuk SMA/MK, SMALB, dan SMK: 18-21 April 2011
UN Susulan SMA/MK, SMALB, dan SMK: 25-28 April 2011
Pengumuman kelulusan paling lambat 16 Mei 2011
Ujian Praktik Kejuruan untuk SMK: Paling lambat satu bulan sebelum pelaksanaan UN. Pengumuman kelulusan paling lambat 5 Juni 2011

Jenjang Sekolah Menengah Pertama
UN untuk SMP/MTs dan SMPLB: 25-28 April 2011
UN Susulan SMP/MTs dan SMPLB: 3-6 Mei 2011

Jenjang Sekolah Dasar
UN untuk SD/MI dan SDLB: 10-12 Mei 2011
UN Susulan SD/MI dan SDLB: 18-20 Mei 2011
Pengumuman kelulusan paling lambat minggu ketiga bulan Juni 2011