Selasa, 12 April 2011

NOVITA WIJAYANTI

KARTINI MASA KINI DENGAN SEJUTA OBSESI


Wartawan Yunior
             Cantik, selalu menjaga penampilan agar selalu maching sehingga terkesan  agak sedikit jaim (jaga image). Senyum dikulumnya, selalu mengiringi kalimat yang selalu sopan terjaga, tatap mata teduh nya, menebar ke semua penjuru, memberikan keyakinan kepada banyak orang, kalau semuanya bisa dikomunikasikan, diselesaikan.  Sebagai perempuan, sosoknya komplit membawa semua yang dicita harapkan Ibu Kartini. Sebagai ibu rumah tangga, itulah tempat dia yang sebenar-benarnya. Sebagai  wanita karier,  peran yang saat ini dilakoninya, dengan banyak kesibukan dan jabatan, berjalan wajar dan lancar seiring dengan dukungan penuh keluara besarnya.   Kemandiriannya, bahkan sejak masih menjadi mahasiswi,  itulah yang menjadi nilai lebihnya. Halus tutur katanyam membuatnya makin dihormati dan disegani. Novita Wijayanti SE, MM, itulah sosok kita  kali ini. Tiga teman kalian dari SMP NASIMA Semarang, yang ingin menjadi wartawan, mencoba mewawancarainya.  Dan inilah, hasilnya, setelah kita edit dan tulis ulang. Ketua komisi C DPRD Jateng dan ketua KNPI Jateng, disitulah aktivitas di keseharianya.
                                                ****
Selamat siang. Mohon maaf mengganggu kesibukan ibu. Kami ingin tahu, bagaimana ibu menjalani rutinitas sehari-hari  baik sebagai ibu rumah tangga maupun wanita karier dengan banyak jabatan dan kegiatan . Bagaimana pula ibu mengatur komunikasi dengan keluarga  di Cilacap, mengingat ibu lebih banyak tinggal di Semarang ?
Novita Wijayanti
            Begitu ya ? Saat ibu menetapkan sikap menjadi wanita karier, yang pertamakali ibu lakukan adalah mencari  dukungan dan suport dari keluarga. Alhamdulillah keluarga besar ibu semua berkomitmen mendukung, semuanya seia sekata mempersilahkan ibu tetap terus bekerja mengabdi kepada rakyat.  Konsekuensinya  jelas, pertemuan dengan keluarga akan makin berkurang, tapi kualitas komunikasi tetap terjaga. Sehingga tidak ada kesusahan, ada saling pengertian dn saling mendukung. Ada pembagian tugas.
            Suami ibu, bapak Guritno Utomo, dan anak semata wayang ibu Reyhan Wijaya ( 7 tahun ), dalam keterbatasan waktu pertemuan, terus mengembangkan komunikasi yang berkualitas, sehingga jaraj dan waktu tidak menjadi penghalang dan masalah yang berarti. Intinya di sini, harus ada keterbukaan, sikap teloransi, saling menghargai dan yang terpenting, saling mempercayai. Semuanya itu kalau dibarengi dengan komunikasi yang intens dan berkualitas, tidak akan pernah ada lagi masalah, meski waktu dan tempat memisahkan kita.

Kalau boleh tahu ibu, bagaimana riwayat pendidikan ibu ? Katanya, ibu sejak masih kuliah sudah mandiri dengan wiraswasta di banyak bidang ya ? Sebagai anak dulu, apakah ibu termasuk bandel ?  Mohon diceritakan
            Waduh.... sampai segitu ya ? Pendidikan ibu di TK dan SD itu di desa Karang Pucung Cilacap. Di SD Negeri 1 Karang Pucung, lulusnya ....  lha ini yang ibu lupa, harus menghitung dulu ...... kemudian di SMP Negeri 1 Karang Pucung, lulusnya juga ibu lupa. Sementara SMA nya, ibu jalani di SMA Yos Sudarso  Cilacap. Itu kamudian ibu lanjutkan  pada tahun 1997 dengan kuliah di Unsoed mengambil jurusan Ekonomi. Berlanjut  tahun 2002 ngambil S2 di Undip, dan sejak 2010 lalu  sibuk mengejar S3 nya juga di Undip.
            Itulah riwayat pendidikan Ibu. Sebenarnya, ibu itu tidak pintar, ibu juga jarang belajar berlama-lama. Tapi ibu tekun mendengarkan, tekun menyimak dan mencatat hal-hal yang penting saat guru menerangkan. Sepulang sekolah, catatan itulah yang berusaha ibu kuasai, kalau hitung-hitungan seperti matematika, fisika dan lainnya, ibu hafalin rumus-rumusnya dan berlatih menerapkannya dengan mengerjakan soal-soalnya. Jangan lupa ibu itu paling senang dengan matematika dan bahasa Inggris lho. Tapi bukan berarti pelajaran yang lain ibu tidak suka. Semua pelajaran tetap ibu suka, hanya ibu paling suka matematika dan bahasa Inggris.
            Ibu tidak bandel. Kata orang tua, ibu malah sering dikatakan anak manis, yang penurut dan paling suka membantu ibu di dapur serta mengerjakan pekerjaan-pekerjaan wanita lainnya. Menurut ibu, tidak ada yang istimewa saat sekolah dulu. Gurunya baik-baik, semuanya berkesan. Yang pasti, ibu selalu ingin berbuat  dan mempersembahkan sesuatu yang paling baik, untuk orang-orang di lingkungan ibu. Kalian semua juga harus punya tekad untuk menjadi yang terbaik di manapun berada. Caranya, dengan tetap terus belajar dan belajar, terus berlatih dan bertekun diri mencari inovasi dan kreasi. Bisa tidak ?


Kami dengar, sebagai anggota dewan, ibu tercatat yang paling banyak mendapatkan suara ya ? Bagaimana ibu bisa melakukannya ? Sebagai  anggota dewan ibu juga ketua KNPI jateng, bagaimana ibu meraih semuanya itu ?
Semuanya diawali tahun 2004 ya, saat itu ibu mengikuti Pilleg  (pemilu legislatif) di dapil 8, yang meliputi Cilacap dan Banjarnegara. Alhamdulillah dari 100 anggota dewan di DPRD Jateng, ibu mendapat suara terbanyak dengan perolehan suara 67.500. itu yang menjadi tonggak pertama  karier ibu di dunia politik.  Ibu menjadi anggota dewan periode 2004 – 2009. Kemudian 2009, pilleg ke 2, diberi kepercayaan kembali untuk menjadi anggota dewan yang ke 2, juga dengan perolehan suara terbanyak, sebesar 177.900 suara. Kenapa ibu bisa sukses seperti itu ? Jawabannya terletak pada semangat ibu  untuk terjun langsung ke bawah, menyapa, menyerap aspirasi dan membantu mereka. Pelibatan ibu-ibu rumah tangga, dalam kegiatan yang produktif agar bisa ikut menopang ekonomi keluarga, itu yang sering ibu lakukan. Sehingga di dapil ibu, keberadan ibu sudah dikenal, tidak sebagai tokoh politik tapi sebagai wanita yang peduli sesama. Itulah yang memudahkan ibu menjaring suara sebanyak mungkin.   
Hal yang sama juga ibu lakukan saat harus bertarung dengan banyak calon saat pemilihan ketua KNPI 2010 lalu. Kenapa ibu bisa mendapatkan suara aklamasi, rahasianya terletak pada semangat untuk terus bekerja keras dan berkarya secara nyata. Sebelumnya,tahun 2007 hingga 2010 lalu,  ibu kan menjadi wakil ketua. Nah, saat menjadi wakil itulah, ibu terus berkiprah dengan banyak kegiatan. KNPI kan pusatnya pemuda berkumpul. Ratusan institusi pemuda bergabung di sana. Bagaimana memberikan kegiatan dan mendayagunakan potensi pemuda, itulah yang sering ibu lakukan dengan banyak kegiatan, banyak usaha produktif dan terus menciptakan pemuda-pemuda yang punya jiwa enterpreneuship tinggi. Pemuda harus mampu mandiri pada usia dini. Jangan terus meminta dan tergantung pada orang tua, itu yang pasti. Kalian juga harus berusaha mandiri mulai sekarang, minimal mandiri dalam mempersiapkan semua kebutuhan kalian sendiri. Menjadi wanita mandiri, itulah sebenarnya yang ingin ibu terus perjuangkan.
            Sekarang ini, sebagai ketua KNPI, ibu harus benar-benar serius merealisasikan banyak program kemandirian. Ibu harus bisa memberikan banyak kegiatan positif, ibu harus mampu menciptakan banyak pemuda dengan jiwa wiraswasta tangguh. Ibu ingin menularkan virus kemandirian, sehingga tidak ada lagi ada pemuda di Jawa Tengah ini yang menganggur, tidak produktif.  Virus kebajikan, cinta bangsa sehingga muncul pemuda yang berkarakter, berbudi baik dan punya budi pekerti baik. Semuanya itu menjadi penting, agar NKRI tetap terus ada yang menjaga dan memperjuangkan dengan sepenuh jiwa raga agar tetap utuh. Pemuda tetap harus menjadi harapan bangsa. Insyaallah KNPI di tangan  ibu, akan bisa menjadi pusat pelatihan dan penanaman jiwa kemandirian anak bangsa. Dengan seluruh jajaran pengurus tentu saja, karena tanpa mereka, ibu tidak akan pernah bisa berbuat apa-apa

Ibu menjadi wanita mandiri itu sejak kapan ? Bagaimana ibu bisa melakukan semuanya itu ? Terus bagaimana ibu mengimplementasikan semangat ibu Kartini dalam semua kegiatan ibu ? Bolehkah kita mengatakan, kalau ibu ini Kartini masa kini ?
            Hihihi .... jangan ah. Membayangkan menjadi ibu Kartini yang sangat saya hormati dan kagumi saja, ibu tidak berani. Ibu Kartini terlalu sempurna kalau harus dibandingkan dengan Ibu. Yang bisa ibu lakukan dengan semua apa yang ibu punya adalah bagaimana bisa mewarisi semangat dan tekad mendobrak kebuntuan agar bisa maju. Jiwa kemandirian ibu Kartini, itulah yang sebenarnya menjadi penerang di dunia kegelapan para wanita saat itu.
            Implementasi semangat juang ibu Kartini, itu sudah ibu lakukan sejak masih kuliah di Unsoed. Ibu ingin mandiri, itu tekad awalnya. Perjuangan untuk itu tidak mudah lho anak-anak. Ibu mesti bersaing dengan banyak pelaku bisnis yang kebanyakan cowok. Tapi ibu tidak putus asa. Ibu ikuti banyak proses pengadaan di banyak instansi baik negeri maupun swasta. Ibu pernah harus mendatangkan aspal dari Buton dan mengirimkan ke suatu tempat karena ibu memenangkan lelangnya. Saat masih kuliah dulu, ibu benar-benar belajar berbisnis. Ibu mempraktekkan banyak teori bisnis di perkuliahan dengan menjadi pelaku bisnisnya. Banyak bisnis ibu juga, dan alhamdulillah, semuanya bisa berjalan dengan semestinya. Tidak sukses benar, tapi berhasil. Buahnya ya sekarang ini, ibu bisa punya beberapa ruko untuk tempat berusaha. Juga ada beberapa swalayan kecil, pabrik batik, bisnis ritel dan tentu saja bisnis pengadaan tetap terus jalan.
            Ibu itu paling senang memadukan antara kegiatan bisnis dengan sosial. Katanya, diantara harta kita ada harta milik fakir miskis,  yatim piatu  dan kaum duafa. Nah, disitulah ibu memadukannya. Ibu membuat yayasan untuk menampung banyak anak yatim piatu. Ibu juga memberdayakan banyak perempuan, ibu rumah tangga dalam kegiatan produktif yang bisa membantu menopang ekonomi keluarga. Di Cilicap, ibu memperkerjakan ibu-ibu di banyak desa dalam program kemitraan membuat bulu mata palsu. Tanpa memungut keuntungan, ibu memberikan modal kerja, peralatan dan ibu juga menyalurkan hasilnya. Bulu mata palsu itu ibu kirim ke Banjarnegara.  Memang seharusnya yang demikian itu yang dilakukan pengusaha.

Terakhir ibu, bagaimana ibu melihat peran generasi muda saat ini,  apakah posisinya sudah ada pada status quo ? Mohon juga ibu memberikan arahan dan masukan kepada kami, agar kami bisa juga sesukses ibu nantinya ?
            Kalau dikatakan generasi muda kita saat ini sudah masuk pada ambang status quo, ibu kira tidak ya. Hanya kalau kemudian generasi muda kita menjadi malas, sukanya hanya hura-hura, tidak mau memikirkan masa depan diri dan bangsanya, dan terlena oleh proses globalisasi dunia, ya akhirnya demikianlah.  Agar itu tidak sampai terjadi, semua pihak, harus saling memberikan keteladanan yang baik. Harus saling berkomunikasi dengan benar, agar tidak muncul salah pengertian.  Kalau guru kencing berdiri, muridnya kan pasti akan kencing berlari, ya kan ? Keteladanan dari orang tua, pejabat, pemimpin dan penguasa, itulah yang harus terus diupayakan ada dinegeri tercinta ini. Karena, hanya dengan contoh yang baik, kita masih bisa berharap orang lain juga melakukan hal-hal yang baik.
            Kalian harus fokus mengejar keberhasilan di pendidikan formal. Jangan terpengaruh pada pola pergaulan yang buruk di lingkungan yang buruk. Kalian harus punya pendirian yang kuat. Harus punya simpati dan empati yang tinggi pada mereka yang kurang beruntung. Di manapun kalian berada, kalian harus mampu menularkan virus kebajikan. Cari dan terus kembangkan kreasi dan inovasi kalian, karena itulah yang nantinya akan membuat kalian berhasil. Sayangi ibu bapak dan terus perkuat keimanan kalian, itu penting. Yang paling penting, berusahalah mandiri pada usia dini. Agar hidup kalian makin berarti dan bermakna. Bagaimana, bisa tidak kalian melakukan semuanya itu ?
Hehehehhehe hihihihii....  ? (dmr)