Jumat, 17 Desember 2010

ekspresi


INTERNET
PISAU BERMATA DUA
            Suara Warga, sebuah tabloid indie yang digarap oleh beberapa anak muda idealis,  dalam sebuah edisinya beberapa bulan lalu menulis adanya sebuah warnet mesum di sebuah perumahan di wilayah kelurahan Kalipancur. Warnet itu, sebagaimana ditulis, format ruangannya dibuat berbilik-bilik dengan tirai korden rapat sehingga dari luar para pengguna sama sekali tidak kelihatan. Alasan dari pemilik, untuk melindungi privaci konsumennya.
            Laris manis, itulah yang kemudian terjadi. Namun anehnya, yang berkunjung di warnet itu kebanyakan pelajar, dari anak SMP hingga PT. Berpasangan lagi. Atas kenyataan yang diluar kebiasaan itu, wartawan tabloid itu kemudian melakukan investigasi, dan masyaallah,  apa yang kemudian berhasil ditemukan. Banyak bilik di warnet itu ternyata digunakan untuk memadu kasih, pasangan-pasangan belia itu. Benar, mereka dengan amannya memadu kasih di bilik-bilik yang tertutup rapat itu. Upaya menegur penjaga warnet, dijawab dengan ringan, ”biasa mas, anak muda lagi kasmaran!”
            Bah! Jengkel bercampur marah atas kenyataan yang sangat memprihatinkan itu, tabloid itu kemudian menurunkan sebuah tulisan di halaman depannya, Warnet Mesum di ...... ”  ( nama sebuah perumahan ). Saat bertemu dengan pemrednya  beberapa minggu kemudian, dikatakan kalau pengelola warnet itu sudah  dipanggil dalam sebuah rapat rukun warga  tempat di mana warnet itu berdiri, dan disuruh untuk merubah format biliknya. Alhamdulillah, warnet itu sekarang sudah menjadi warnet ’sehat’ dengan bilik-bilik yang tidak lagi tertutup rapat.
            Konsumennya ? Sebagian besar lari entah kemana. Yang tetap setia datang adalah mereka, para pelajar yang memang benar-benar butuh dan memerlukan ber internet ria, tanpa harus dibarengi dengan perilaku mesum. Tapi, mereka kok masih mbukak banyak situs porno ? Hehehehe,  penjaga  warnet yang juga seorang remaja,  hanya menjawab dengan cengengesan lebar, menyebalkan.

Pisau bermata dua   
Internet bagaikan pisau bermata dua. Padanya terdapat berjuta-juta website yang bermanfaat , sehingga internet seringkali disebut sebagai perpustakaan paling lengkap di dunia. Namun, internet juga mengandung isi-isi yang merugikan dan berbahaya bagi kita bersama. Situs porno, adalah salah satunya. Mudahnya membuka situs itulah yang kemudian sekali membuat prihatin banyak pihak.
”Cukup dengan menulis kata porno atau seks di halaman awal gogle atau yahoo indonesia, maka semua yang porno dan tabu akan muncul dengan sendirinya, bahkan dalam penampilan yang paling jorok sekali, ” demikian ungkap seorang penjaga warnet di bilangan pleburan Semarang.
Penampilan yang begitu vulgar dari banyak situs porno  itulah, yang bisa menjadi mata pisau yang tajam dan mematikan. Mata pisau yang bisa menggerogoti aqidah dan akhlak generasi muda kita. Mata pisau yang dapat memunculkan perilaku menyimpang dan jauh dari adab kesopanan dan budaya luhur bangsa ini.  Perilaku pacaran yang kebablasan, itulah yang kemudian terjadi. Lihat saja di banyak tempat wisata, di banyak tempat yang berpanorama indah namun sepi. Coba saja datang ke taman mini Jawa Tengah di Puri Maerokoco, di taman tabanas di Gombel, atau di tepian pantai Tanjung Mas dan lainnya. Maka, siap-siap saja untuk terkaget-kaget dan jengkel. Sebab, para anak – anak kita, para pelajar kita, generasi muda harapan kita kelak itu, dalam berbaku peluk, bermesraan memadu kasih, sama sekali tidak menghiraukan orang-orang di sekelilingnya.
Pada mereka yang lagi kasmaran, dunia milik berdua. Dan orang lain, hanya nunut saja. Lihat saja di puri Maero Koco, betapa dengan bebasnya mereka memadu kasih. Dalam berbagai kasus, mereka bahkan sampai melakukan hal yang seharusnya belum boleh mereka lakukan. Benar-benar sebuah perilaku yangmenyimpang dan kebablasan.  Tapi apakah itu karena pengaruh internet dengan banyak situs berbahayanya?
”Pak ... pak .... mas sudah lihat Ariel Luna Maya lho..  hehehe kita juga lihat Aura Kasih... cantik deh pak ....... 
Masyaallah. Anak kecilku yang masih duduk di kelas 4 sekolah dasar, kok ngomong kayak gitu sih ? Benar nggak sih ? Kok bisa ? Atas sejuta kekagetan itu, informasi yang muncul kemudian adalah, ternyata anakku  bersama teman-temannya suatu saat datang ke sebuah warnet  di dekat sekolah karena ada tugas dari gurunya. Diantara segerombolan anak itu ternyata ada satu anak yang sudah terbiasa bermain internet di rumah. Anak itulah, setelah menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya, yang mengajak teman-temannya untuk membuka facebok di mana gambar seronok  tokoh idola yang sama sekali tidak patut ditiru itu, berada.
Jadi ?
Hampir 97 persen siswa SMA dan SMP di Indonesia pernah melihat atau menonton situs porno, dan 92 persen siswa pernah berciuman, 61,2 persen siswa SMP mengaku pernah melakukan hubungan seks, dan 21,2 persen siswi SMU pernah aborsi. “Dan semuanya itu diyakini atau tidak sebagian besar karena pengaruh dari makin terbukanya dunia lewat teknologi informasi.”  
Hal itu diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Tifatul Sembiring
Data itu, katanya, merupakan hasil penelitian Komisi Perlindungan Anak yang melakukan riset di 12 kota besar di Indonesia dengan mewawancarai 4.500 remaja.
Ia mengatakan, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang luar biasa saat ini mengharuskan setiap orangtua melakukan pengawasan ketat dan memberikan panduan terhadap anak-anaknya. Gagap teknologinya para orang tua ,dan anggapan penggunaan internet tidak berbahaya dan tidak perlu diawasi, .makin memperparah munculnya banyak kasus a susila. Saat ini, menurut menteri, anak sekolah dasar juga makin banyak yang ikut-ikutan membuka situs dewasa di internet, seiring dengan makin banyaknya sekolah dasar  yang menyediakan sarana internet untuk anak didiknya.
”Kita sebagai orang tua, jangan lantas merasa lega dan nyaman serta aman saat melihat anak kita mengunci diri di kamar dengan komputernya. Justru kita harus curiga melihat perilakunya, karena bisa saja si anak malah sudah  melanglang jauh di negeri antah berantah dengan internetnya. Masih mending kalau si anak hanya main facebok atau twitter dan sejenisnya, lha kalau dia bermain-main di situs porno yang menawarkan gambar dan video tabu serta cerita porno, lha rak blaik tenan to,” ungkap Kunarto, mantan pendidik yang sebelum pensiun menjabat sebagai penilik sekolah di daerah Demak sana.
”Memang kita terkadang tergoda untuk membuka banyak situs porno yang disediain internet, apalagi kalau bilik warnetnya tertutup. Tapi, kita, khususnya saya, lebih memilih chating dengan teman-teman di facebook. Ini mungkin terkait dengan siapa teman kita ya. Kalau teman kita pada dasarnya bermasalah, maka meski kita sudah berusaha menolak keras, tetap saja situs itu terbuka. Jadi intinya dipergaulan kali ya. ” Demikian ungkap Maulida Nurul Insani, siswi SMPN 3 Semarang sembari tersipu malu, saat ditanya apakah dia juga pernah membuka situs itu ?

Software pemblokir
            Tetap membolehkan anak main internet tapi tanpa ada situs pornonya ? Bisa diatur kok . Caranya ?
            Kita  dapat mengatur keamanan berselancar di dunia internet dengan menggunakan software penyaring situs-situs yang tidak bermanfaat, termasuk situs asusila. Yang direkomendasikan  oleh para ahlinya di Kemeninfo adalah dengan menggunakan perangkat lunak :
 Untuk Single User (pada PC), software yang bisa dipakai Naomi Family Safe Internet dan K9 Web Protection. Kita bisa mendownload perangkat lunak tersebut pada homepagenya di alamat http://www1.k9webprotection.com/getk9/index.php untuk K9 Web Protection dan http://www.naomifilter.org/index.html untuk Naomi Family Safe Internet. Kemeninfo  sendiri telah membuat paket download dua perangkat lunak tersebut beserta panduannya di situs ini. Silakan mendownload lewat link di situs Kemeninfo di Paket Filter Asusila, dan Panduan Perangkat Lunak Filter Asusila
Untuk Institusi ( pada Proxy )  software yang disarankan adalah Squid. Kita bisa mendownload perangkat lunak tersebut beserta user guidenya lewat situs Kemeninfo di  link http://www.squid-cache.org/Download/binaries.dyn
Internet adalah dua mata pisau yang sangat berbahaya kalau dibuat mainan oleh anak kita. Maka,  ”jangan gagap teknologi. Kita, sebagai orang tua  harus berusaha dan belajar untuk  paham teknologi informasi, meski dalam tataran yang paling rendah. Hal itu penting, karena jamannya anak kita sekarang lain dengan jaman kita dulu. Ancaman globalisasi dunia begitu sangat menakutkan, apabila kita sebagai orang tua sama sekali buta teknologi. Sesibuk apapun, kita tetap harus mau mengikuti perkembangan jaman. ” Demikian dikatakan Dra Suhasti Aliana, pengajar SMP Gergaji Semarang, menutup tulisan ini.
Lantas ?
 ”Saya kira perhatian dari keluarga khususnya orang tua, yang mungkin bisa meminimalisir kemungkinan anak membuka situs yang kurang bermanfaat itu. Kalau kita disibukkan dengan banyak pekerjaan di rumah, bercengkerama dengan adik kakak, guyub dalam keharmonisan sebuah keluarga, maka yang namanya nganggur untuk kemudian iseng mbuka internet, mungkin tidak ada waktu lagi. Kalau para orang tua tidak mau tahu lagi perkembangan si anak,  karena tidak ada waktu, sibuk dengan pekerjaannya, maka jangan disalahkan kalau anak kemudian mencari pelarian ke internet, yang  bak pisau bermata dua itu,” ungkap Lida menutup tulisan ini. (dmr)