Minggu, 13 Maret 2011
Selasa, 08 Maret 2011
PAUD MENJAMUR, KUALITAS KABUR
8.3.11
PAUD Menjamur, Kualitas Kabur?
Semenjak pemerintah mencanangkan program percepatan pendirian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan menggelorakan masyarakat untuk memperhatian pendidikan sejak dini, menjarmurlah sekolah-sekolah untuk bayi dan anak-anak di seantero negeri.
Tak hanya Kementrian Pendidikan dan Dinas Pendidikan yang sibuk, kementrian lain dan organisasi kemasyarakatan ikut ramai menyambut program tersebut.
Ada Kementerian Agama yang membuat PAUD-Taman Pendidikan Al-Qur;an (TPQ), ada Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang membuat Pos PAUD di tiap RW, banyak pula ormas lain yang mendirikan PAUD formal bernama Taman Kanak Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau Bustanul Athfal (BA). Maka tumbuhlah PAUD bak jamur di musim hujan.
Di kota maupun desa, di kawasan tengah maupun pinggiran, sekarang ini hampir bisa dipastikan ada PAUD.
Banyaknya PAUD di mana-mana, tentu menggembirakan. Menunjukkan telah adanya perhatian yang besar terhadap pendidikan. Keinginan pemerintah untuk memberi pendidikan pada setiap penduduk sejak usia dini, agaknya mendapat sambutan dan cukup berhasil.
Namun apakah setiap PAUD telah memberikan yang terbaik untuk anak-anak didiknya? Bagaimana dengan kualitasnya?, rasanya masih patut dievalusi. Apakah sudah terstandar atau belum. Apa sudah bagus, atau masih asal-asalan untuk mengejar target proyek.
Jangan Korbankan Kualitas
Pakar pendidikan anak usia dini Dedy Andriyanto mengatakan, program pendirian pos-pos PAUD yang menjamur di Indonesia saat ini merupakan kabar. Baik. Itu patut disambut positif sebagai kesadaran atas pendidikan untuk generasi bangsa.
Menurut fasilitator PAUD Unicef perwakilan Jateng ini, gencarnya pendirian PAUD akan meningkatkan angka partisipasi kasar anak yang belum terlayani pendidikan.
Selama ini, ungkap dia, anak-anak Indonesia memang kurang mendapat pendidikan saat berusia dini. Pelayanan terhadap mereka masih rendah sekali, karena pemerintah hanya melayani SD hingga SMA.
”Pos-pos PAUD merupakan tren baru. Itu akan mengisi angka partisipasi kasar pendidikan anak yang selama ini kurang terlayani,” tutur narasumber pelatihan PAUD Kemendiknas ini.
Ditambahkannya, banyaknya lembaga-lembaga PAUD mengandung resiko soal kualitas. Jangan sampai kuantitas terpenuhi tapi kualitas tertinggal. Jika hal tersebut terjadi, kata dia, maka keinginan untuk memperbaiki generasi malah tidak tercapai.
Hal itu menurutnya juga berhubungan dengan ketersediaan guru PAUD. Menjamurnya PAUD, kata Dedi, tidak diimbangi ketersediaannya guru PAUD yang semestinya. Lulusan PGSD maupun PGTK, apalagi psikolog anak, jumlahnya tak sebanding dengan kebutuhan semestinya lembaga PAUD.
Di Jateng saja, belum ada satupun perguruan tinggi yang mendapat akreditasi sebagai penyelenggara pendidikan guru PAUD. Di Indonesia yang sudah mendapat akreditasi itu baru Universitas Negeri Jakarta.
”Kita masih punya PR besar juga. Pemasok guru yang ada di Jateng; Unnes, IKIP PGRI, IKIP Veteran dan lainnya, belum ada yang dapat akreditasi penyelenggaraan PAUD. Jadi dosennya saja belum standar,” tuturnya.
Pernyataan yang sama juga diungkapkan Kundarti Ari SPd, kepsek TK Al Firdaus Mijen. Menurutnya, kualitas guru di TK seharusnya menjadi prioritas, sebab di TK inilah, pada diri anak mulai ditanamkan ajaran-ajaran dasar yang mencakup segalanya, sebagai bekal dia kelak. Kalau kemudian, ajaran itu kurang maksimal in putnya, out putnya juga tidak akan baik.
” Manajemen sekolah dituntut untuk terus mengembangkan kualitas tenaga didiknya secara mandiri. Ikutkan tenaga didik di banyak pelatihan untuk pengembangan profesionalitas mereka. Kalau perlu, kuliahkan mereka. Karena, kelulusan yang baik dipastikan akan berdampak pada keberadaan sekolah itu sendiri,” ungkap Kundarti lebih lanjut.
Sementara Kepsek TK ABA 54 Semarang, Nasih Sari Asih SAg, melihat pada perekrutan tenaga didik lah yang sangat menentukan keberadaan sebuah TK. Sebab, kalau sebuah institusi pendidikan merekrut tanag didik seadaanya, maka kualitas dan profesionalitas mereka, patut dipertanyakan.
”Paud dan TK yang seadanya itulah, yang kemudian menyulut munculnya sinyalemen akan kaburnya mutu pendidikan di tingkat awal itu. Kalau mau jujur, budget dana yang besar, yang akan menjadi penentu mutu tidaknya tenaga didik di sebuah PAUD atau TK. Sebab dengan dana yang besar itu, pihak sekolah bisa merekrut tenaga didik yang memang berspesifikasi dan profesional. Disamping itu, sarana prasarana KBM juga bisa dilengkapi. Dan semuanya itu bisa didapat, kalau manajemen sekolah dikelola secara profesional, transparan oleh tenaga yang akuntable dan memang bidangnya. ” Ungkap Nasih panjang lebar.
Jangan Ada Mal Praktek
Dedi yang menjadi Ketua Bidang Litbang HIMPAUDI Jawa Tengah menjelaskan, usia dini yang berarti 0 sampai 6 tahun adalah masa anak bermain. Soal usia ini menurut standar internasional sampai 8 tahun. Berdasar teori perkembangan usia manusia menurut psikologi analisa. Mereka berada pada tahapan perkembangan otak kanan yang berciri banyak bergerak dan mengalami banyak hal. Titik beratnya pada pembentukan karakter.
Maka yang pendidikan yang diberikan kepada mereka adalah perilaku, pengenalan benda, ataupun asupan kasih sayang. Caranya harus selalu menyenangkan; dengan bermain, bernyanyi, tepuk tangan dan sebagainya. Mereka diberi tentang konsep berpikir, untuk diberi pelajaran pada usia selanjutnya. Tak boleh diajak menghafal, berpikir analisa dan seterusnya.
”Kami di Hampaudi sudah lama mengampanyekan, bahwa hanya dengan bermain, anak bisa belajar. Bukan sebaliknya,” tandasnya.
Masalahnya, paradigma pengampu kebijakan bidang pendidikan, guru maupun masyarakat pada umumnya, yang namanya pendidikan selalu diartikan mengajari membaca menulis dan berhitung (calistung).
Karena pola pikir yang salah kaprah itu, maka anak-anak PAUD pun diajari calistung. Itulah yang disebutnya mal praktek. Dan jika hal itu terjadi, jelas akan semakin menjauhkan kualitas dari idealita pendidikan.
”Paradigma pendidikan selama ini selalu mengarah ke pengajaran calistung. Itu jelas mal praktek dalam PAUD. Apalagi kalau sampai anak diajari dengan cara didrill,” tutur pendiri PAUD Cahaya Ilmu Gayamsari Semarang ini,
Mal praktek berikutnya, tambah sarjana dari Unnes ini, adanya guru PAUD yang tidak standar. Alias bukan ahlinya untuk mendirik anak usia dini.
Diuraikannya, guru PAUD haruslah orang yang mengerti psikologi anak. Tak harus sarjana psikologi, tapi harus mengerti fitrah anak pada usia dini tersebut. Apabila gurunya tak mengerti hal itu, apalagi salah kaprah dalam mengajari calistung, maka akibatnya bisa lebih buruk. Bukannya anak-anak akan mengalami masa pertumbuhan yang menyenangkan, melainkan trauma yang terbawa hingga seterusnya dalam kehidupan.
”Usia dini adalah masa emas seorang manusia. Anak harus dididik secara benar dan ideal. Tak cukup guru PAUD orang yang sekedar sayang anak. Tapi harus yang kompeten sebagai guru. Sebab fungsinya pengasuh anak,” tuturnya.
Mal praktek lebih buruk, lanjutnya, jika sebuah PAUD didirikan dengan cara koruptif, kplutif atau manipulatif. Sudah menjadi rahasia umum, kata Dedi, banyak pos PAUD dibuat oleh oknum pejabat atau orang yang kenal pejabat, untuk mengeruk uang dari proyek tersebut.
Jika hal itu terjadi, maka PAUD sudah cacat sejak awal lahir. Bagaimana mau menyiapkan generasi bangsa yang baik, jika pendidikan usia dininya saja sudah dikotori korupsi.
Namun Dedi memberi hormat setinggi-tingginya atas semangat kader-kader PKK mengelola PAUD di kampung-kampung. Mereka, menurut fasilitator PAUD-TPQ Kementerian Agama RI ini, adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sebenarnya. Sebab tak hanya menjadi ujung tombak, tetapi sekaligus jadi ujung tombok dalam menyelenggarakan PAUD.
Untuk itulah ia minta pemerintah memberi perhatian kepada mereka. Sebab biasanya mereka adalah ibu-ibu yang ikhlas mendidik, dan juga menjadi kader posyandu.
”Saya harap pemerintah dan pengurus PKK di tingkat kabupaten atau kecamatan memberi perhatian pada ibu-ibu kader PAUD. Mereka harus diberi penghargaan,” tandasnya.
PAUD MENJAMUR, KUALITAS KABUR
8.3.11
PAUD Menjamur, Kualitas Kabur?
Semenjak pemerintah mencanangkan program percepatan pendirian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan menggelorakan masyarakat untuk memperhatian pendidikan sejak dini, menjarmurlah sekolah-sekolah untuk bayi dan anak-anak di seantero negeri.
Tak hanya Kementrian Pendidikan dan Dinas Pendidikan yang sibuk, kementrian lain dan organisasi kemasyarakatan ikut ramai menyambut program tersebut.
Ada Kementerian Agama yang membuat PAUD-Taman Pendidikan Al-Qur;an (TPQ), ada Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang membuat Pos PAUD di tiap RW, banyak pula ormas lain yang mendirikan PAUD formal bernama Taman Kanak Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau Bustanul Athfal (BA). Maka tumbuhlah PAUD bak jamur di musim hujan.
Di kota maupun desa, di kawasan tengah maupun pinggiran, sekarang ini hampir bisa dipastikan ada PAUD.
Banyaknya PAUD di mana-mana, tentu menggembirakan. Menunjukkan telah adanya perhatian yang besar terhadap pendidikan. Keinginan pemerintah untuk memberi pendidikan pada setiap penduduk sejak usia dini, agaknya mendapat sambutan dan cukup berhasil.
Namun apakah setiap PAUD telah memberikan yang terbaik untuk anak-anak didiknya? Bagaimana dengan kualitasnya?, rasanya masih patut dievalusi. Apakah sudah terstandar atau belum. Apa sudah bagus, atau masih asal-asalan untuk mengejar target proyek.
Jangan Korbankan Kualitas
Pakar pendidikan anak usia dini Dedy Andriyanto mengatakan, program pendirian pos-pos PAUD yang menjamur di Indonesia saat ini merupakan kabar. Baik. Itu patut disambut positif sebagai kesadaran atas pendidikan untuk generasi bangsa.
Menurut fasilitator PAUD Unicef perwakilan Jateng ini, gencarnya pendirian PAUD akan meningkatkan angka partisipasi kasar anak yang belum terlayani pendidikan.
Selama ini, ungkap dia, anak-anak Indonesia memang kurang mendapat pendidikan saat berusia dini. Pelayanan terhadap mereka masih rendah sekali, karena pemerintah hanya melayani SD hingga SMA.
”Pos-pos PAUD merupakan tren baru. Itu akan mengisi angka partisipasi kasar pendidikan anak yang selama ini kurang terlayani,” tutur narasumber pelatihan PAUD Kemendiknas ini.
Ditambahkannya, banyaknya lembaga-lembaga PAUD mengandung resiko soal kualitas. Jangan sampai kuantitas terpenuhi tapi kualitas tertinggal. Jika hal tersebut terjadi, kata dia, maka keinginan untuk memperbaiki generasi malah tidak tercapai.
Hal itu menurutnya juga berhubungan dengan ketersediaan guru PAUD. Menjamurnya PAUD, kata Dedi, tidak diimbangi ketersediaannya guru PAUD yang semestinya. Lulusan PGSD maupun PGTK, apalagi psikolog anak, jumlahnya tak sebanding dengan kebutuhan semestinya lembaga PAUD.
Di Jateng saja, belum ada satupun perguruan tinggi yang mendapat akreditasi sebagai penyelenggara pendidikan guru PAUD. Di Indonesia yang sudah mendapat akreditasi itu baru Universitas Negeri Jakarta.
”Kita masih punya PR besar juga. Pemasok guru yang ada di Jateng; Unnes, IKIP PGRI, IKIP Veteran dan lainnya, belum ada yang dapat akreditasi penyelenggaraan PAUD. Jadi dosennya saja belum standar,” tuturnya.
Pernyataan yang sama juga diungkapkan Kundarti Ari SPd, kepsek TK Al Firdaus Mijen. Menurutnya, kualitas guru di TK seharusnya menjadi prioritas, sebab di TK inilah, pada diri anak mulai ditanamkan ajaran-ajaran dasar yang mencakup segalanya, sebagai bekal dia kelak. Kalau kemudian, ajaran itu kurang maksimal in putnya, out putnya juga tidak akan baik.
” Manajemen sekolah dituntut untuk terus mengembangkan kualitas tenaga didiknya secara mandiri. Ikutkan tenaga didik di banyak pelatihan untuk pengembangan profesionalitas mereka. Kalau perlu, kuliahkan mereka. Karena, kelulusan yang baik dipastikan akan berdampak pada keberadaan sekolah itu sendiri,” ungkap Kundarti lebih lanjut.
Sementara Kepsek TK ABA 54 Semarang, Nasih Sari Asih SAg, melihat pada perekrutan tenaga didik lah yang sangat menentukan keberadaan sebuah TK. Sebab, kalau sebuah institusi pendidikan merekrut tanag didik seadaanya, maka kualitas dan profesionalitas mereka, patut dipertanyakan.
”Paud dan TK yang seadanya itulah, yang kemudian menyulut munculnya sinyalemen akan kaburnya mutu pendidikan di tingkat awal itu. Kalau mau jujur, budget dana yang besar, yang akan menjadi penentu mutu tidaknya tenaga didik di sebuah PAUD atau TK. Sebab dengan dana yang besar itu, pihak sekolah bisa merekrut tenaga didik yang memang berspesifikasi dan profesional. Disamping itu, sarana prasarana KBM juga bisa dilengkapi. Dan semuanya itu bisa didapat, kalau manajemen sekolah dikelola secara profesional, transparan oleh tenaga yang akuntable dan memang bidangnya. ” Ungkap Nasih panjang lebar.
Jangan Ada Mal Praktek
Dedi yang menjadi Ketua Bidang Litbang HIMPAUDI Jawa Tengah menjelaskan, usia dini yang berarti 0 sampai 6 tahun adalah masa anak bermain. Soal usia ini menurut standar internasional sampai 8 tahun. Berdasar teori perkembangan usia manusia menurut psikologi analisa. Mereka berada pada tahapan perkembangan otak kanan yang berciri banyak bergerak dan mengalami banyak hal. Titik beratnya pada pembentukan karakter.
Maka yang pendidikan yang diberikan kepada mereka adalah perilaku, pengenalan benda, ataupun asupan kasih sayang. Caranya harus selalu menyenangkan; dengan bermain, bernyanyi, tepuk tangan dan sebagainya. Mereka diberi tentang konsep berpikir, untuk diberi pelajaran pada usia selanjutnya. Tak boleh diajak menghafal, berpikir analisa dan seterusnya.
”Kami di Hampaudi sudah lama mengampanyekan, bahwa hanya dengan bermain, anak bisa belajar. Bukan sebaliknya,” tandasnya.
Masalahnya, paradigma pengampu kebijakan bidang pendidikan, guru maupun masyarakat pada umumnya, yang namanya pendidikan selalu diartikan mengajari membaca menulis dan berhitung (calistung).
Karena pola pikir yang salah kaprah itu, maka anak-anak PAUD pun diajari calistung. Itulah yang disebutnya mal praktek. Dan jika hal itu terjadi, jelas akan semakin menjauhkan kualitas dari idealita pendidikan.
”Paradigma pendidikan selama ini selalu mengarah ke pengajaran calistung. Itu jelas mal praktek dalam PAUD. Apalagi kalau sampai anak diajari dengan cara didrill,” tutur pendiri PAUD Cahaya Ilmu Gayamsari Semarang ini,
Mal praktek berikutnya, tambah sarjana dari Unnes ini, adanya guru PAUD yang tidak standar. Alias bukan ahlinya untuk mendirik anak usia dini.
Diuraikannya, guru PAUD haruslah orang yang mengerti psikologi anak. Tak harus sarjana psikologi, tapi harus mengerti fitrah anak pada usia dini tersebut. Apabila gurunya tak mengerti hal itu, apalagi salah kaprah dalam mengajari calistung, maka akibatnya bisa lebih buruk. Bukannya anak-anak akan mengalami masa pertumbuhan yang menyenangkan, melainkan trauma yang terbawa hingga seterusnya dalam kehidupan.
”Usia dini adalah masa emas seorang manusia. Anak harus dididik secara benar dan ideal. Tak cukup guru PAUD orang yang sekedar sayang anak. Tapi harus yang kompeten sebagai guru. Sebab fungsinya pengasuh anak,” tuturnya.
Mal praktek lebih buruk, lanjutnya, jika sebuah PAUD didirikan dengan cara koruptif, kplutif atau manipulatif. Sudah menjadi rahasia umum, kata Dedi, banyak pos PAUD dibuat oleh oknum pejabat atau orang yang kenal pejabat, untuk mengeruk uang dari proyek tersebut.
Jika hal itu terjadi, maka PAUD sudah cacat sejak awal lahir. Bagaimana mau menyiapkan generasi bangsa yang baik, jika pendidikan usia dininya saja sudah dikotori korupsi.
Namun Dedi memberi hormat setinggi-tingginya atas semangat kader-kader PKK mengelola PAUD di kampung-kampung. Mereka, menurut fasilitator PAUD-TPQ Kementerian Agama RI ini, adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sebenarnya. Sebab tak hanya menjadi ujung tombak, tetapi sekaligus jadi ujung tombok dalam menyelenggarakan PAUD.
Untuk itulah ia minta pemerintah memberi perhatian kepada mereka. Sebab biasanya mereka adalah ibu-ibu yang ikhlas mendidik, dan juga menjadi kader posyandu.
”Saya harap pemerintah dan pengurus PKK di tingkat kabupaten atau kecamatan memberi perhatian pada ibu-ibu kader PAUD. Mereka harus diberi penghargaan,” tandasnya.
Jumat, 04 Maret 2011
ramalan bintang
4.3.11
PISCES ( 20 FEBRUARI – 20 MARET )
Tidak akan ada yang pernah bisa menghalangi tekad dan kemauan besarmu untuk menjadi lebih baik lagi, kecuali dirimu sendiri. Kalau sebenarnya amat sangat tahu itu, hanya kenapa juga baru langkah awal, kamu sudah kembali terpuruk. Kenapa juga, baru langkah satu, kamu kembali menjadi dirimu saat ini, terus menjadi manusia yang merugi ? Tidakkah kamu ingin mendapatkan simpati itu ? Senyum di kulum itu, apakah tidak juga bisa menjadi semacam motivator untuk bangkit dan kembalinya kamu ?
Allah sendiri menjanjikan, hanya akan merubah nasib manusia kalau kita sebagai manusia, mau dan mampu merubahnya sendiri. Artinya, semuanya tergantung padamu sendiri. Semuanya, kamu yang menentukan dan memastikannya. Jadi, saat kontemplasinya kamu ternyata harus membutuhkan banyak orang untuk mendukungnya, dan kamu enggan dan malas untuk meraihnya. Maka, silahkan saja kamu menjadi dirimu, yang terpuruk dan terus menyia-nyiakan hidup dan masa indah remajamu. Semuanya tergantung pada dirimu.
Sekolah : Baru langkah satu, jangan keburu memancangkan tekad setinggi langit. Agar tidak ada asa yang putus dan nurani yang terbungkamkan.
Keuangan : Coba terus mengeksplore kemampuan menulismu, Oke ?
Pertemanan : Segala akan memancar. ’Mercusuar’ itu akan menuntun hatimu menuju ke penyatuan diri. Dan itu adalah sebenarnya hanya untukmu
Kesehatan : Jus dengan buah yang sama selama 5 hari berturut-turut bagus buat detoksi tubuhmu.
ARIES ( 21 MARET – 19 APRIL )
Orang-orang yang kalah selalu melihat hujan sebagai penghalang dan memunculkan ketakutan pada dirinya. Padahal, bagi mereka yang mempunyai mental dan jiwa pemenang, selalu ada keyakinan adanya pelangi setelah hujan itu reda. Kamu kan ingin menjadi pemenang , kenapa senoktak aral yang melintang di jalur pencapaian cita dan cintamu, begitu saja membuatmu terseok dan kemudian berhenti. Padahal, keyakinan akan adanya pelangi dibalik hujan sudah begitu menghujam tajam di nurani ?
Begini saja. Untuk anak seusiamu, labil dan selalu butuh suport serta dukungan, adalah hal yang amat sangat wajar. Maka, kenapa tidak kamu ajak belahan jiwamu, yang beberapa waktu lalu kamu ajak untuk merancang masa depan fiksimu ? Benar, jadilah untuk saling memotivasi diantara kalian. Sebab dari sana, ada rasa yang bisa untuk saling berbagi, juga berkeluh kesah, curhat dan setelah itu, manislah langkah-langkahmu. Segera gih, bikin hatimu berbunga, karena masa remajamu tidak akan pernah datang dan kembali lagi.
Sekolah : Bagiamana perkembangan kelompok belajarmu ? Kalau bisa ajak temanmu yang pandai itu, agar semangat dan kecerdasannya menjadi virus yang menulari kalian semua. Setuju ?
Keuangan : Sekali lagi, jangan besar pasak daripada tiang!
Pertemanan : Aku ragu, menoleh sebuah bayang, terasa jantung berdetak, akankah aku jatuh cinta lagi ?
Kesehatan : Minum air putihlah selalu, agar ada terus pembaruan atas sel-sel darahmu
TAURUS ( 20 APRIL – 20 MEI )
Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah. Dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena dirimu sendiri. Dari dirimu sendiri, sayang. Dari dirimu sendiri. Jadi, kalau kemudian kamu menghujat tajam menikam bumi, dan memaksa Yang Maha Pengasih Penyayang sebagai sebab dari semua akibat yang kamu terima saat ini. Bijaksanakah itu ? Dengar dan cermati dengan hati, dengungan doa ibumu di malam-malam buta itu. Apakah kamu tetap akan terus mengeluh dan berkesah seperti itu ?
Kemanjaan berlebih yang kamu terima, sepertinya menjadi dosa asal atas sikap dan sifatmu saat ini. Tapi itu bukan harga mati kok. Karena, selalu ada waktu untuk manusia berubah menjadi baik. Selalu ada peluang yang dibuka dan itu sudah dijanjikan Allah Yang Esa, untuk umatnya bermetamorfosa menjadi lebih baik lagi. Seiring dengan pertambahan usiamu, paman yakinkan, akan berkembang juga pemahaman dan toleransi atas silaturahmi mu dengan lingkungan. Setelah semuanya itu terjadi, maka perbesar aqidah dan takwamu hanya kepada Nya. Tidak pada yang lain.
Sekolah : Jangan pikir dan risaukan UN itu. Pastikan saja dirimu siap, dengan terus belajar dan berlatih soal-soal ujian itu.
Keuangan : Sedikit lama-lama akan menjadi bukit. Bagus itu!
Pertemanan : Perkenankan sisi hatimu menerima rengkuhannya. Jangan buta dan tutupkan seluruh pintu itu, agar selalu ada hangatnya senyum dan kerling merindu itu.
Kesehatan : Sayuran ternyata masih tetap menjadi obat atas seringnya kamu sakit perut. Coba saja kalau tidak percaya.
GEMINI ( 21 MEI – 21 JUNI )
Paman heran, kamu kok tetap saja punya waktu untuk bermain dengan kebaikan dan ketulusanmu menolong ? Padahal, semua tahu, betapa sibuk dan ketatnya waktu yang disediakan untukmu. Apakah itu karena keyakinanmu, bahwa, tidaklah seorang muslim menanam sesuatu tanaman, kemudian dimakan oleh manusia atau hewan, kecuali menjadi shodaqohnya ?
Tepatkah apabila kamu kemudian menjadi panutan dan teladan bagi lingkunganmu ? Budi baik dan keluasan hatimu menerima semuanya dengan ikhlas, itulah yang menyenangkan. Dekat denganmu, pasti ada berkah. Bergaul denganmu, yang terbaik lah yang akan diterima. Jadi, kenapa masih ada setitik rasa ragu itu ? Kenapa kamu masih menganggap dirimu belum setara dan belum ber hak untuk semuanya ? Ragu, itulah yang akan menjadi rem bagi dirimu agar tidak terjerumus dalam sifat sombong dan ria’. Dan itulah, sebenarnya dirimu.
Sekolah : Saat ada tantangan, munculkan semangat itu. Pertahankan itu, agar tetap menjadi yang terbaik.
Keuangan : Sedekah adalah pembuka pintu rejeki.
Pertemanan : Buka terus hatimu, rendahkan diri dan suaramu, senyum manislah pada semua orang, maka lihatlah apa yang akan kamu terima.
Kesehatan : Buat terus wajahmu menampilkan tulusnya senyummu. Terbahak sesekali, juga baik. Agar segala cekot-cekot dan cenat cenut di kepalamu menghilang dengan sendirinya.
CANCER ( 22 JUNI – 23 JULI )
Maafkan aku karena cintaku penuh seluruh / itu karena aku bahagia dalam peluk MU// Menyanyangi Mu membuatku terpana / melenakan semua diri yang kini / sebab terpurukku atas kuasa MU membuatku malu// Aku bahkan sempat menilai tinggi hati ini / padahal senoktah saja diri tiada peri / di rahman Mu / di rahmat Mu aku menggantung tinggi nuraniku//
Puisi ? Benar. Sebab, itulah sebenar-benar dirimu saat ini. Pertobatan yang sepertinya masih menggantung, butuh segera action. Jadi baiknya dirimu, adalah kamu yang memastikannya. Yang pasti di Rahman dan Rahmat Nya, semua akan menjadi nyata. Tidak akan ada yang pernah bisa membantahnya.
Sekolah : Jangan sampai Yang Maha Penjaga memberimu kesempatan ke tiga.
Keuangan : Stagnan dan tidak ada perkembangan. Masih sebatas uang saku
Pertemanan : Setiap yang muncul dari putihnya nurani, pasti adalah rindu yang sejati. Keinginanmu untuk menyatu, lewatkan dengan ketulusan berbagi. Agar, rindu yang menyeru, benar-benar hanya untukmu.
Kesehatan : Awas kolesterol ? Jangan jadi gemuk gitu dong. Tidak cantik tahu!
LEO ( 24 JULI – 23 AGUSTUS )
Mengidolakan seseorang, sebenarnya tidak apa-apa. Itu wajar, kalau melihat belianya dirimu. Hanya semuanya akan menjadi tidak wajar, saat kamu harus pontang-panting, melupakan segalanya, meninggalkan semua kewajiban, demi mengejar jejak langkah sang idolamu itu. Apalagi kalau kemudian kamu merelakan dirimu menghamba dan menjadi pesuruh atas dia yang kamu idolakan itu
Menjadi dirimu sendiri, akan lebih nyaman dan menyenangkan sebenarnya. Dan maaf, kamu sebenarnya tidak begitu buruk-buruk amat kok. Meski secara fisik, kamu kalah yahud dengan si bintang yang kamu idolakan itu. Tapi, jujur dan lugunya kamu, selalu ikhlas dan suka menolongnya kamu, serta cerdasnya otakmu, sebenarnya berpotensi menjadikan kamu juga sebagai idola. Hanya, rasa kurang percaya diri saja yang kemudian membuatmu memandang dia seolah lebih tinggi, lebih ’yahud’, lebih segalanya dibandingkan. Intinya, pupuk rasa percaya diri itu, maka lihatlah, betapa kamulah yang seharusnya menjadi idola.
Sekolah : Kembali paman ulangi, dunia tidak selebar daun kelor. Tugas kamu sebagai pelajar, saat ini, adalah belajar dan tetap terus belajar. Tidak yang lain. Okey ?
Keuangan : Bagimu uang seratus ribu sama sejuta itu sama. Akan habis dalam sekejap, karena konsumerisme yang ada pada dirimu sudah demikian parah. Jadi, bersedekahlah, agar semuanya tidak menjadi sia-sia.
Pertemanan : Saat segalanya sudah terucap, apapun jawaban yang muncul, maka semuanya akan menjadi petunjuk bagi dirimu untuk selalu menata hati dan naluri putihmu.
Kesehatan : Junk food itu sebenarnya kurang begitu baik untuk kesehatanmu lho.
VIRGO (24 AGUSTUS – 23 SEPTEMBER )
Kamu seharusnya bisa bahagia dan bangga dengan keberadaanmu saat ini. Tidak ada yang kurang pada dirimu. Fisik oke, wajah rupawan, otak encer, apalagi yang kamu inginkan ? Penampilanmu juga didukung oleh sarana prasarana lengkap sebagaimana disediakan ortumu yang kebetulan berlebih dari sisi materi. Apa lagi yang kamu cari ? Kenapa harus ada pemberontakan itu ? Kenapa harus ada si trouble maker itu ? Bukankah kamu seharusnya bersyukur dengan semua yang ada padamu saat ini ?
Ingat kawan, Allah tidak akan pernah salah dalam mebgukur segala ketetapan Nya, termasuk ketetapan yang saat ini kita jalani. Jadi kalau kamu lantas melalaikan apa yang telah ditetapkan Allah kepadamu dengan segala anugerahnya itu, maka kamu akan menjadi manusia yang sebenar-benarnya merugi. Bersyukurlah, jadilah anak yang baik, maka segela ketetapan yang Allah berikan, akan mempermudah kamu merintis jalan panjangmu menjadi manusia seutuhnya. ”Kesesatan” mu yang sedikit itu, masih belum terlambat untuk kamu perbaiki. Berjanjilah!
Sekolah : Semestinya kamulah yang terbaik, bukan dia.
Keuangan : Bantulah teman yang membutuhkan itu. Dengan ikhlas tentunya.
Pertemanan : ’Nakalnya’ kamu, menakutkan dan membuat ragu si dia. Maka, kembalinya kamu menjadi anak yang manis, itulah yang selama ini dia tunggu. Kapan ?
Kesehatan : Variasi sayuran dan buah-buahan, itu yang paling baik kamu konsumsi. Tidak segala makanan modern itu.
LIBRA ( 24 SEPTEMBER – 22 OKTOBER )
Selalu ada kesempatan ke dua untuk semua orang, agar mereka bisa memperbaiki diri. Bisa bertobat dan tidak mengulangi dosa dan noda yang pernah dia lakukan. Allah yang Maha Pengampun pun selalu memberikan kesempatan untuk umatnya bertobat untuk kemudian bangkit dan memperbaiki diri . Kamu sebenarnya paham itu, sehingga penyesalan yang terus kamu rintih pilukan saat ini, sebenarnya adalah perbuatan yang sia-sia. Bangkitlah, dan tinggalkan romantisme masa lalu yang membuatmu terpuruk itu.
Lagian, usiamu kan masih belia. Perjalanan mu masih teramat panjang. Masih banyak jalan berliku dan penuh onak duri yang harus kamu lalui. Terlepas dari semuanya itu, masa beliamu seharusnya penuh warna. Penuh dengan biangalala yang nantinya akan menjadi memori indah atas dirimu. Sehingga yang paling baik yang harus kamu lakukan saat ini adalah, nikmati saja masa beliamu. Lengkapi hidupmu dengan aqidah dan keimanan yang kuat. Ikhlaslah, dan betapa akan lengkaplah hidupmu saat ini.
Sekolah : Tidak ada yang sulit sebenarnya dalam studimu. Kalau kamu kemudian merasakan ada yang salah dalam proses penyerapan banyak mapel, itu dikarenakan kamu belum bisa benar-benar ikhlas melepaskan semua ’beban’ yang ada padamu saat ini.
Keuangan : Jangan terlalu boros
Pertemanan : [ Sekali Lagi ] : Saat harus mengikuti naluri, tetap terus pertimbangkan nurani. Karena itulah penjaga hatimu yang sebenarnya.
Kesehatan : Yang tradisional akan lebih berharga daripada yang serba instan itu.
SCORPIO ( 23 OKTOBER – 22 NOPEMBER )
”Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki.” Itu kutipan dari Al Qur’an yang sengaja paman cantumkan dalam tulisan bulan lalu. Dan itu, paman kembali cantumkan agar kamu tetap terus mengingat, bahwa segala apa yang kamu lakukan, hanya Allah Yang Esa lah yang menjadi penentunya. Sujud khusyukmu di tengah malam buta, yang kembali kamu lakukan, adalah sebaik-baiknya upaya memohon ridhlonya.
Benar, pundak kecilmu memang masih belum sepenuhnya sanggup menyangga beban keseharian di keluargamu. Tapi, upayamu untuk menjadi anak manis, yang tidak manja dan mandiri, selalu siap dan ikhlas membantu siapa saja di keluarga, itulah yang sebenarnya dibutuhkan. Tekadmu untuk terus masih 10 besar, juga menjadi salah satu penghibur kedua orang tuamu. Jadi, pertahankan itu.
Sekolah : Jangan pernah mencoba sesuatu yang tidak sepenuhnya kamu kuasai. Karena hasilnya pasti tidak akan maksimal.
Keuangan : Cita-cita boleh setinggi langit. Tapi, realisasi atas kenyataan dikeseharianmu harus tetap menjadi salah satu fondasinya.
Pertemanan : Jangan pasrahkan seratus persen cintamu. Karena masih ada ragu di sudut hatimu
Kesehatan : Jangan pernah takut dikatakan kambing, karena sayuran itu sangat bagus buat makin memperkokoh fisikmu
SAGITARIUS ( 23 NOVEMBER – 21 DESEMBER )
Dalam cinta, ada jalan dan jawaban. Dalam cinta, ada terang yang akan selalu menyinari gulitanya hatimu. Cinta kepada Allah dan Rasulnya, menjadi sebenar-benar cinta yang menuntunmu menuju kebahagiaan dunia akhiratmu. Cintamu saat ini, adalah cinta duniawi, yang tertarik dan terpesona oleh wujud sempurna ciptaan Nya. Maka, jangan percayakan seratus persen dirimu pada cinta itu. Biarkan hati dan nurani yang menuntunmu, agar kamu tidak salah langkah.
Cintamu saat ini, adalah cinta monyet yang rawan dan penuh gejolak. Kamu harus mempunyai hati yang dalam dan nurani putih. Karena merekalah yang akan menjadi palang pintu terakhir sebelum sebuah dosa kamu perbuat. Intinya, jangan keseharianmu saat ini dihabiskan hanya untuk cinta itu. Waktumu saat ini adalah untuk belajar dan tetap terus belajar, apa saja, kepada siapa saja dan di mana saja. Oke ?
Sekolah : Tidak akan pernah sesuatu itu datang dengan sendirinya. Semuanya harus diperjuangkan. Dan untuk hasil maksimal, pengorbanannya juga harus paling maksimal.
Keuangan : Belum ada perkembangan yang berarti, masih tetap stagnan.
Pertemanan : Sekali lagi, semuanya harus kamu perjuangkan. Untuk mendapatkan si dia juga butuh perjuangan. Ingat saja, perhatian dan hal-hal yang kecil terkadang menjadi awal munculnya simpati.
Kesehatan : Hati-hati deman berdarah.
CAPRICORNUS ( 22 DESEMBER – 20 JANUARI)
Hehehehe kenapa kamu mendadak menjadi romantis begitu ? Kenapa juga kamu selalu ingin berangkat sekolah pagi-pagi gitu ? Eh, kamu pakai minyak wangi mamamu ya ? Apakah itu karena si lesung pipit melemparkan sinyal sayangnya ? Berbahagianya kamu saat ini, itulah yang sebenarnya diharapkan oleh semua orang di sekelilingnya. Karena di saat seperti itu, kamu menjadi diri kamu yang sesungguhnya. Yang patut dan pantas untuk dibanggakan.
Tapi maaf kalau boleh paman sarankan, jangan seratus persen menyemaikan benih cintamu hanya untuknya. Karena kamu belum benar-benar mendapatkan kepastian darinya. Kamu belum sepenuhnya mendapatkan balasan atas menepuknya kedua tanganmu. Terus lakukan pendekatan, terus uji hatimu. Tetapkan kepastian itu lewat sujud khusyukmu di malam-malam buta. Jangan sampai kamu bertepuk sebelah tangan, itu saja.
Sekolah: Kamu hanya perlu mempersiapkan mentalmu saja menuju ke UN
Keuangan : Lebih baik kamu mengalah, adikmu lebih membutuhkannya
Pertemanan : Kali ini kamu harus benar-benar mampu mengelola hatimu. Jangan sampai kamu dipermainkan oleh bayang-bayang semu itu. Yang selintasan itu belum menjamin itulah getaran hatimu yang sesungguhnya. Pastikan dengan hatimu !
Kesehatan : Terus genjot fisikmu. Ingat, mensana in corporesano
AQUARIUS ( 21 JANUARI – 19 FEBRUARI )
Keinginanmu untuk mengembangkan diri, memang kuat. Pengharapanmu untuk mandiri pada usia dini juga tidak salah. Hanya, sebelum semuanya itu kamu tetapkan sebagai prioritas utama pencapaian dan target peribadimu, kamu harus bekerja amat sangat keras dulu. Benar, kamu mesti terus memancangkan semangatmu setinggi langit dulu, karena untuk mandiri di usia dini amat sangat tidak mudah. Tekad saja tidak cukup. Harus ditunjang keahlian dan penguasaan atas suatu ketrampilan.
Kamu harus punya jam khusus, di sela-sela jam untuk belajarmu, untuk kamu belajar dan belajar mengasah dan meningkatkan kualitas kemampuanmu. Setiap hari, gunakan jam khusus itu untuk kamu berlatih dan berlatih. Semakin kamu menguasai ketrampilan itu, semakin akan dimudahkan kamu menuju target pribadimu, membahagiakan kedua orang tuamu. Tidak ada yang mudah untuk mencapai sesuatu itu. Butuh perjuangan ekstra keras untuk mewujudkannya. Jadi ? Semuanya tergantung pada seberapa besar tekad dan semangatmu, itu saja !
Sekolah : Akan lebih baik kalau untuk saat ini kamu latihan mengerjakan soal-soal UN tahun lalu, daripada bertekun diri menghafal banyak pelajaran itu.
Keuangan : Menabunglah! Akan ada satu kebutuhan pribadi yang butuh dana besar.
Pertemanan : Tulusnya persahabatan memang lebih menyejukkan daripada semua rindu menyeru itu. Ikhlas menjadi pendengar, siap berbagi dan tulus membantu, itulah makna yang hakiki dari sebuah pertemanan. Maka, tetaplah menjadi sahabat bagi banyak temanmu itu, agar yang membeban di diri mereka, bisa mendapatkan pelabuhan akhir di luasnya samudra hatimu.
Kesehatan : Jangan terlalu banyak membaca di ruang yang kurang lampu, ingat matamu. Kalau mampu, bangunlah di subuhnya waktu, lantas gerakkan tubuhmu, mata dan seluruh syarafmu. Maka, tubuh bugarmu siap untuk sebuah pertempuran di seharinya waktumu.
Nb.
Ini bukan garis nasib. Juga bukan ramalam. Ini hanya motivasi untuk kamu aja. Kalau ada persamaan kejadian, itu hanya kebetulan aja. Rak gitu toh guys ?